Putri Megawati Puan Maharani ialah Ketua DPP PDI-P Bidang Politik dan Hubungan Antar Lembaga tahun 2010 hingga dengan 2015 yang sekarang sudah menjadi Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Kabinet Kerja Jokowi JK.
Puan Maharani ialah
cucu dari Presiden Kesatu RI, Soekarno dan juga anak dari Presiden
kelima RI, Megawati Soekarnoputri dari pernikahannya dengan Ketua MPR RI
yang ke-12, Taufiq Kiemas.
Puan Maharani sudah mengenal dunia
politik yang begitu sadis dan kejam mulai usianya yang amat muda. Puan
bergelar Sarjana Ilmu Komunikasi adalah lulusan dari Universitas
Indonesia.
Seiring dengan perubahan masa / waktu, Puan Maharani
semakin terlibat dalam prosedur politik. Pada masa pemilihan presiden
tahun 2014, Puan terlibat aktif dalam pemenangan Presiden Jokowi Jk,
sebagai imbalannya Jokowi mengangkat Puan Maharani sebagai Menteri
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Hal tersebut memang tidak terlampau
mengherankan, disebabkan saat ibunya, Megawati, men-jadi Presiden RI
kepada periode tahun 2001 s.d. tahun 2004, Puan Maharani senantiasa
berada di samping ibunya Megawati, baik saat melaksanakan kunjungan
resmi kebeberapa daerah ataupun menuju ke luar negeri. Sehingga tanpa
disadari, aktivitas hal yang demikian sudah memperkenalkan Puan Maharani
menuju panggung politik.
Dengan mendampingi sang bunda Megawati, Puan Maharani makin familiar dan sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, teristimewa pada masyarakat politisi.
BIOGRAFI
Nama Lengkap: Puan Maharani
Profesi: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Kabinet Kerja Jokowi JK
Agama: Islam
Area Lahir: Jakarta
Tanggal Lahir: Hari kamis, 06 Bulan september 1973
Zodiac: Virgo
Warga Negara: Indonesia
Profesi: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Kabinet Kerja Jokowi JK
Agama: Islam
Area Lahir: Jakarta
Tanggal Lahir: Hari kamis, 06 Bulan september 1973
Zodiac: Virgo
Warga Negara: Indonesia
PENDIDIKAN
- SD Perguruan Cikini ( 1985 )
- SMP Perguruan Cikini ( 1988 )
- SMA Perguruan Cikini ( 1991 )
- Jurusan Komunikasi Massa Fakultas FISIP Universitas Indonesia Jakarta ( 1997 )
- SMP Perguruan Cikini ( 1988 )
- SMA Perguruan Cikini ( 1991 )
- Jurusan Komunikasi Massa Fakultas FISIP Universitas Indonesia Jakarta ( 1997 )
KARIR
Ketua DPP PDI Perjuangan Politik dan juga Hubungan Antarlembaga tahun 2010 s.d. tahun 2015
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRRI tahun 2009 s.d. tahun 2014
Anggota DPR RI, Anggota Komisi VI tahun 2009 s.d. tahun 2014
Anggota BKSAP/Badan Kerjasama Antarparlemen tahun 2009 s.d. tahun 2014
Anggota Panja Komisi VI Bidang Investasi dan UKM tahun 2009.
Menilai kapasitas Puan hanya karena latar belakang keluarga menghilangkan fakta lain yang dialami atau diperjuangkan Puan, sangat tidak etis dan subjektif,
Puan Maharani adalah kader partai yang telah melewati berbagai proses pengkaderan di PDIP.
Jika ia kini menduduki pos jabatan Ketua DPP Bidang Politik PDIP, hal itu sangat wajar sesuai proses kaderisasi di internal PDIP.
Faktanya, ia mampu mengemban jabatan tersebut dan PDIP sukses pada pemilu 2014.
"Puan Maharani harus diberikan peluang yang sama dengan profesional partai lainnya. Bahwa selain punya latar belakang pendidikan yang terverifikasi, Puan juga meraih banyak prestasi di partai dalam mengantarkan Jokowi-Jusuf Kalla memenangi pemilu presiden (Pilpres)," kata Lucius.
Ia menjelaskan, dalam dunia politik kepercayaan rakyat saat pemilu selalu menjadi indikator kesuksesan politikus.
Atas hal itu, Puan sudah menjawabnya dengan meraih suara terbanyak pada pelaksanaan pemilu, bahkan secara nasional merupakan peraih suara terbanyak, melewati angka BPP.
"Jadi dengan modal prestasinya, sudah layak sebenarnya Puan Maharani diganjar posisi politik lain sebagai apresiasi atas kemampuannya memimpin selama ini, termasuk menjadi menteri yang sesuai dengan kemampuannya," kata Lucius.
Ia berharap publik tidak menghakiminya sebagai figur yang tak berprestasi hanya karena opini yang dibangun oleh lawan politiknya.
Masyarakat diharapkan objektif menilai dan jika diberi kesempatan oleh Jokowi, penilaian semestinya datang setelah melihat hasil kerjanya.
"Jika jadi anggota kabinet, ini adalah ajang pembuktian diri seorang Puan Maharani. Apakah dia mampu atau tidak, diberi kesempatan dulu," ujar Lucius.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRRI tahun 2009 s.d. tahun 2014
Anggota DPR RI, Anggota Komisi VI tahun 2009 s.d. tahun 2014
Anggota BKSAP/Badan Kerjasama Antarparlemen tahun 2009 s.d. tahun 2014
Anggota Panja Komisi VI Bidang Investasi dan UKM tahun 2009.
Menilai kapasitas Puan hanya karena latar belakang keluarga menghilangkan fakta lain yang dialami atau diperjuangkan Puan, sangat tidak etis dan subjektif,
Puan Maharani adalah kader partai yang telah melewati berbagai proses pengkaderan di PDIP.
Jika ia kini menduduki pos jabatan Ketua DPP Bidang Politik PDIP, hal itu sangat wajar sesuai proses kaderisasi di internal PDIP.
Faktanya, ia mampu mengemban jabatan tersebut dan PDIP sukses pada pemilu 2014.
"Puan Maharani harus diberikan peluang yang sama dengan profesional partai lainnya. Bahwa selain punya latar belakang pendidikan yang terverifikasi, Puan juga meraih banyak prestasi di partai dalam mengantarkan Jokowi-Jusuf Kalla memenangi pemilu presiden (Pilpres)," kata Lucius.
Ia menjelaskan, dalam dunia politik kepercayaan rakyat saat pemilu selalu menjadi indikator kesuksesan politikus.
Atas hal itu, Puan sudah menjawabnya dengan meraih suara terbanyak pada pelaksanaan pemilu, bahkan secara nasional merupakan peraih suara terbanyak, melewati angka BPP.
"Jadi dengan modal prestasinya, sudah layak sebenarnya Puan Maharani diganjar posisi politik lain sebagai apresiasi atas kemampuannya memimpin selama ini, termasuk menjadi menteri yang sesuai dengan kemampuannya," kata Lucius.
Ia berharap publik tidak menghakiminya sebagai figur yang tak berprestasi hanya karena opini yang dibangun oleh lawan politiknya.
Masyarakat diharapkan objektif menilai dan jika diberi kesempatan oleh Jokowi, penilaian semestinya datang setelah melihat hasil kerjanya.
"Jika jadi anggota kabinet, ini adalah ajang pembuktian diri seorang Puan Maharani. Apakah dia mampu atau tidak, diberi kesempatan dulu," ujar Lucius.