Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen, karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain tak akan dapat berjalan.
Rencana
dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu
organisasi. Sedangkan rencana formal adalah recana tertulis yang harus
dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Recana formal
merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus
mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi
ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Memikirkan
masalah sebagai sesuatu hal yang buruk adalah suatu hal yang mudah untuk
dilakukan, karena kita jarang mengartikan frase mengambil keuntungan dari
sebuah situasi sama halnya dengan kita mengartikan frase memperbaiki sebuah
situasi yang buruk. Kita akan memperhitungkan peraihan kesempatan kedalam
pemecahan masalah dengan mendefinisikan masalah sebagai suatu kondisi atau peristiwa
yang merugikan atau memiliki potensi untuk merugikan bagi sebuah perusahaan
atau yang menguntungkan atau memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan.
Selama proses pemecahan masalah, manajer akan terlibat dalam pengambilan
keputusan. Di kehidupan sehari-hari kita sebenarnya kehidupan yang selalu
bersangkutan dengan keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang
diperoleh setelah melakukan musyawarah. Pengambilan keputusan sangat penting
dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin
A.
PERENCANAAN
STRATEGIS
1.
PENGERTIAN PERENCANAAN
Perencanaan ialah sejumlah kegiatan yang ditentukan
sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai
tukuan yang ditetapkan. Beberapa tokoh juga berpendapat tentang arti dari
perencanaan:
1. Harold
Koontz dan Cyril O’Donnel
Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan
memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program
dari alternatif-alternatif yang ada.
2. G.R.Terry
Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
3. Louis
A.Allen
Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai
hasil yang diiginkan
4. Billy
E.Goetz
Perencanaan adalah pemilihan yang fundamental dan masalah perencanaan
timbul,jika terdapat alternatif-alternatif.
5. Drs.H.Malayu
S.P Hasibuan
Rencana adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi
pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu. Jadi, setiap
rencana mengandung dua unsur, yaitu:”tujuan dan pedoman” .
6. Bintoro
Tjokroaminoto
Proses mempersiapkan kegiatan kegiatan secara sistematis yang akan
dilakukan untuk mencapai tujun tertentu
7. Prajudi
Atmosudirdjo
Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang kan
di jalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan,
bilamana, dimana, dan bagaimana cara melakukanya.
8. S.P. Siagian
Perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran secara matang
menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan dimasa datang dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2.
PENTINGNYA SUATU PERENCANAAN
Salah satu
maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan
untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan di waktu yang akan
datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Oleh
karena itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan
kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi
lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Tujuan perencanaan:
- Standar Pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaanya
- Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
- Mengetahui siapa saja yang terlibat ( struktur organisasinya ), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.
- Mendapat kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
- Meminalkan kegiatan kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu
- Memberikan Gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan
- Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
- Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
- Mengarahkan pada pencapaian tujuan
Beberapa manfaat perencanaan adalah:
- Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
- Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
- Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
- Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
- Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
- Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
- Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
- Menghemat waktu, usaha, dan dana
3. HUBUNGAN PERENCANAAN DENGAN FUNGSI-FUNGSI LAIN
Fungsi
perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah
saling berhubungan, saling tergantung dan berinteraksi. Berikut ini penjelasan tentang hubungan nya:
A. Pengorganisasian dan penyusunan personalia
Pengorganisasian
adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya-sumber daya keuangan, phisik
dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukan cara dan menunjukan sumber
daya-sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
B. Pengarahan
Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan menentukan kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang di perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.
Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan menentukan kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang di perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.
C. Pengawasan
Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering disebut sebagai “kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan efektif. Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana. Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu sumber daya dalam kontribusinya secara positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering disebut sebagai “kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan efektif. Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana. Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu sumber daya dalam kontribusinya secara positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
4. JENIS-JENIS PERENCANAAN
Ada beberapa macam jenis
perencanaan yang ditinjau dari beberapa segi, yaitu:
A. Jenis perencanaan menurut prosesnya
1. Policy
Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkan-kebijakan saja, tentang garis besar atau pokok dan
bersifat umum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakan itu tidak
dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.
2. Program
Planning, merupakan perincian dan penjelasan daripada policy
planning. Dalam perencanaan ini biasanya memuat, hal-hal berikut:
a. Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan
b. Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan
c. Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
d. Prosedur kerja yang harus dipatuhi
e. Struktur organisasi yang harus dipenuhi
a. Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan
b. Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan
c. Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
d. Prosedur kerja yang harus dipatuhi
e. Struktur organisasi yang harus dipenuhi
3. Operational
Planning (perencanaan kerja), yakni suatu perencanaan yang memuat hal- hal yang
bersifat teknis seperti cara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai
tujuan yang lebih tinggi. Hal-hal yang seringkali dimuat dalam perencanaan ini
adalah: Analisa daripada program perencanaan
a. Penetapan prosedur kerja
b. Metode-metode kerja
c. Tenaga-tenaga pelaksana
d. Waktu, dan sebagainya
B. Jenis perencanaan menurut jangka waktunya
1. Long Range
Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yang dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu
lebih dari tiga tahun
2. Intermediate
Planning, yaitu perencanaan jangka menengah yang waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu
antara 1hingga tiga tahun
3. Short Range
Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yang pelaksanaannya membutuhkan waktu kurang
dari 1 tahun
C. Jenis
perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya
1. National
Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagi seluruh wilayah
negara
2. Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah
3. Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangat terbatas.
D. Jenis perencanaan menurut penggunaannya
1. Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan
hanya untuk sekali pakai saja. Dalam artian jika rencana tersebut
telah tercapai, maka tidak akan digunakan lagi
2. Repeats
Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secara berulang-ulang walaupun sudah dilaksanakan
berkali-kali
E. Jenis
perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan
1. General
Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besar dan menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih
luas. Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahun pelajaran
2. Special
(Concentrated) Planning, suatu rencana mengenai kegiatan khusus, misalnya perencanaan yang dilakukan
oleh kepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikela IPA
F. Jenis
Perencanaan Menurut James Af Stoner dan R . Edward Freeman, 1994
1. Perencanan
strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer puncak dan menengah untuk mencapai
tujuan organisasi yang lebih luas,
2. Perencanaan
operasional , perencanaan yang memperlihatkan bagaimana
perencanan strategis akan diimplementasikan dalam kegiatan sehari hari.
perencanan strategis akan diimplementasikan dalam kegiatan sehari hari.
5. PROSES PENYUSUNAN PERENCANAAN
Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin,
atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang
memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para
manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada
pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat pada tingkatan manajemen
yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang
paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada
umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanaannya jauh ke masa depan dan
pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang
lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk
jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi
dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan
organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar
dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka
panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu
mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun
perencanaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para manejer untuk mengerti
peranan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam pola perencanaan
secara keseluruhan.
Perencanaan yang efektif dan baik
memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyadari adanya perluang. Artinya,
kesadaran akan suatu kesempatan merupakan titik awal yang sebenarnya dari
perencanaan. Hal itu meliputi suatu pandangan pendahuluan terhadap kemungkinan
adanya peluang-peluang di hari depan dan kemampuan untuk melihatnya dengan
jelas dan lengkap, suatu pengetahuan tentang dimana kita berdiri pada sudut
kekuatan dan kelemahan kita, suatu pengertian tentang mengapa kita ingin
memecahkan ketidakpastian, dan suatu visi tentang apa yang menurut harapan kita
akan kita dapatkan.
2. Menentukan tujuan. Artinya, tujuan-tujuan
yang menentukan hasil-hasil yang diharapkan menggambarkan hal-hal akhir yang
harus dilakukan, dimana penekanan penting harus ditempatkan, dan apa yang harus
dicapai oleh jaringan strategi, kebijakan, prosedur, peraturan, anggaran dan
program-program.
3. Menentukan Premis. Artinya, Premis adalah
asumi-asumi perencanaan. Dengan kata lain, lingkungan yang diharapkan dari
rencana-rencana yang sedang dilaksanakan. Apabila premis perencanaan yang
konsekuen makin dipahami oleh perencana, maka akan semakin terkoordinasilah
perencanaan perusahaan itu.
4. Menentukan arah tindakan alternatif. Artinya,
langkah keempat di dalam perencanaan adalah mencari dan memeriksa arah-arah
alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak nampak dengan segera.
5. Mengevaluasi arah tindakan alternatif.
Artinya, dalam langkah ini, tindakan dan kegiatan yang telah dilakukan perlu
dilakukan evaluasi kekurangan dari tindakan alternative yang diambil dan dirasa
menghambat atau menggangu jalannya kegiatan tujuannya agar tidak terjadi
kesalahan para tahap-tahap selanjutnya dari kegiatan tersebut
6. Memilih satu arah tindakan, artinya langkah
yang terakhir dari perencanaan ini merupakan langkah yang paling menentukan
untuk melanjutkan pada proses pelaksanaan.
6. PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN
1. Perencanaan inside-out dan
perencanaan outside-in
Perencanaan inside-out: terfokus pada yang sudah dilakukan
dan mengusahakan untuk melakukan yang tebaik yang dapat dilakukan. Ini
meningkatkan efektivitas organisasi.
Perencanaan outside-in: dari analisa lingkungan eksternal
muncul perencanaan untuk mengeksploitasi kesempatan-kesempatan dan meminimisasi
permasalahan yang terjadi. Kedua perencanaan ini dapat dikombinasikan agar
optimal.
2. Perencanaan top-down dan
perencanaan bottom-up
Perencanaan dari atas ke bawah (top-down):
manajer dibawah manajer puncak membuat perencanaan berdasarkan tujuan yang
telah ditentukan manajer puncak.
Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up) dikembangkan pada
tingkatan yang lebih bawah tanpa adanya batasan yang secara teratur melewati
hirarki tersebut ke tingkat manajer puncak. Kelebihan: kuatnya komitmen dan
kepemilikan dalam perencanaan yang lebih rendah. Kelemahan: bila terlalu
ekstrim mungkin akan gagal untuk menghasilkan seluruh tugas yang terintegrasi
dalam organisasi secara keseluruhan.
3. Perencanaan contingency
Perencanaan yang terfokus pada pemikiran ke depan.
Perencanaan ini meliputi penentuan alternatif-alternatif tindakan yang dapat
diimplementasikan seandainya perencanaan orisinil tidak sesuai karena adanya
perubahan keadaan. Kunci: prediksi perubahan yang akan datang yang dapat
berakibat pada perencanaan yang sedang dijalankan.
Perencanaan yang baik dapat dinilai jika adanya
:
1. Perencanaan
disusun sesuai dengan tujuan perusahaan
2. Tepat
sasaran
3. Manager
menjalankan fungsinya sebagai seorang coordinator
4. Anggota
atau karyawan berada dalam satu koordinasi
5. Anggota
atau karyawan menjalankan fungsinya sesuai dengan perencanaan program
6. Adanya
peningkatan kualitas kerja karyawan atau anggota
7. Perencanaan
berhasil membuat sebuah pelaksanaan
8. Adanya
pembagian sub-sub koordinasi untuk menjalankan sebuah program
9. Adanya
kesepahaman antara manager dengan karyawan atau anggotanya dalam membuat sebuah
perencanaan
Perencanaan yang baik dan efektif akan berjalan baik
dan baik atau tidaknya menurut George R Terry dapat diketahui melalui
pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu 5W+1H :
A. What
(apa),
Membicarakan masalah tentang apa yang menjadi tujuan sebuah perencanaan
dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan perencanaan tersebut.
B. Why
(mengapa),
Membicarakan masalah mengapa tujuan tersebut harus dicapai dengan
mengapa beragam kegiatan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
C.Where (dimana),
Membicarakan masalah dimana program dalam perencanaan tersebut
dilaksanakan
D.When (kapan),
Membicarakan
masalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan diakhiri.
E.Who (siapa),
Membicarakan
masalah siapa yang akan melaksanakan program tersebut.
F.HOW (bagaimana).
Membicarakan masalah bagaimana cara
melaksanakan program yang direncanakan tersebut.
Dengan melakukan kategori di atas, maka seorang
manager akan mudah dalam melaksanakan program atau kegiatan yang
direncanakannya. Hal ini dikarenakan, metode yang dilakukannya terpola secara
baik dan berkesinambungan yang melibatkan berbagai macam objek penunjang
pelaksanaan program atau kegiatan.
Dilain
hal, sebuah perencanaan yang baik dan efektif haruslah memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Logis
dan Rasional.
Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh sebab itu maka perencanaan tersebut
bisa dijalankan.
2. Komprehensif.
Perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat komprehensif.
Artinya menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek yang
terkait langsung terhadap perusahaan. Perencanaan yang baik tidak hanya terkait
dengan bagian yang harus kita jalankan, tetai juga dengan mempertimbangkan
koordinasi dan integrasi dengan bagian lain di perusahaan.
3. Fleksibel.
Artinya, perencanaan yang baik diharapkan dapat beradaptasi dengan perubahan dimasa yang akan datang, tapi bukan berarti
perencanaan itu dapat diubah seenaknya.
Artinya, perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen terhadap seluruh anggota organisasi untuk bersama-sama
berupaya mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen dapat dibangun dalam sebuah
perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan beranggapan bahwa perencanaan
yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi.
Artinya, perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan realistis. Artinya, apa
yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk
dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.
Hambatan Perencanaan Yang
Efektif Dan Baik
- Seorang manajer bertindak otoriter
- Kurangnya koordinasi
- Kurangnya sumber daya manusia
- Kurangnya sumber daya modal
- Karyawan atau anggota lebih memikirkan kebutuhan pribad
- Penyusunan rencana yang lamban seringkali membuat fungsi-fungsi dari setiap bagian perusahan tidak berjalan dengan smestinya.
B. PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.
MACAM KEPUTUSAN MANAJEMEN
Terdapat beberapa jenis keputusan dalam proses
pengambilan keputusan. Berdasarkan keputusan yang harus diambil oleh level
manajemen di perusahaan jenis keputusan terdiri atas:
1. Keputusan Strategis, adalah keputusan yang dibuat
oleh manajemen puncak dalam sebuah perusahaan.
2. Keputusan taktis, adalah keputusan yang dibuat oleh
manajemen menengah
3. Keputusan operasional, adalah keputusan yang dibuat
oleh tingkat manajemen yang paling bawah, misalnya operator mesin di lantai
produksi.
Berdasarkan tersedianya pemecahan masalah, jenis keputusan yang
biasanya muncul adalah:
• Keputusan Terprogram. Keputusan ini berkaitan
dengan kebiasaan, aturan, dan prosedur. Dalam hal ini kondisi yang dihadapi
semuanya dapat diketahui dengan pasti.
• Keputusan tidak terprogram. Keputusan tidak
terprogram ini adalah keputusan yang tidak mempunyai suatu aturan yang baku,
tergantung pada jenis masalahnya. Biasanya, masalah yang membutuhkan keputusan
tidak terprogram ini terjadinya tidak dapat diprediksi.
• Keputusan tidak terstruktur.disebut tidak terstruktur karena tidak diketahui pemecahannya karena ketidakjelasan masalahnya
• Keputusan tidak terstruktur.disebut tidak terstruktur karena tidak diketahui pemecahannya karena ketidakjelasan masalahnya
2.
KEPUTUSAN DAN JENJANG MANAJEMEN
1.
HIGH LEVEL (tingkat tinggi)
Contoh halnya
dirut dan wakilnya. Bertanggung jawab pengolahan terhadap organisasi secara
keseluruhan. Membuat rencana jangka panjang, merumuskan strategi, menetapkan
kebijaksanaan, dan menetapkan interaksi / hubungan organisasi dengan lingkungan
luar. Tingkatan yang mempunyai tanggung-jawab penuh terhadap jalannya
perusahaan. Dan biasanya pada tingkatan ini membuat keputusan yang tidak
terprogram, yaitu keputusan yang tidak selalu terjadi.
2. MIDDEL LEVEL (tingkat menengah)
Salah satu
contohnya seperti kepala bagian / divisi. Pengendali manajemen dalam suatu
organisasi. Bertanggung-jawab atas ruang lingkupnya, wilayah, divisi dll.
Merumuskan rencana jangka menengah, melakukan pengendalian, membuat prosedur,
dan membuat keputusan berdasarkan lingkup tanggung-jawabnya. Sebagai pengendali
dalam arti mengawasi dan meyakini bahwa organisasi menjalankan strategic yang
sudah ditetapkan secara baik, efektif dan se’efisien mungkin.
3. LOW LEVEL (tingkat bawah)
Seperti
supervisor atau mandor. Yaitu pengendali dalam jalannya operasional.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan sasaran operasional. Membuat keputusan
jangka pendek dan mengendalikan transaksi sehari-hari. Biasanya keputusan yang
diambil yaitu keputusan yang terprogram, keputusan yang sering terjadi dan
rutin.
3. TAHAP-TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Proses
pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui, atau digunakan
untuk membuat keputusan. Tahap ini merupakan kerangka dasar, sehingga setiap
setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap yang lebih
khusus dan spesifik.
Proses pengambilan keputusan
menurut Levin dkk (1995) terdiri atas 6 tahap sebagai berikut :
- Observasi. Merupakan aktifitas kunjungan lapangan, konprensi, observasi dan riset yang dapat menjadi informasi dan data penunjang
- Analisis Dan Pengenalan Masalah. Penentuan penggunaan, penentuan tujuan dan penentuan batasan-batasan yang dapat menjadi pedoman untuk mencari solusi sebuah masalah.
- Pengembangan Model. Peralatan pengambilan keputusan antar hubungan model matematik, riset yang dapat menjadi out put proses.
- Memilih Data Masuk Yang Sesuai. Berupa data internal dan eksternal, kenyataan, dan dapat dipercaya
- Perumusan Dan Pengetesan Yang Dapat Dipertanggung Jawabkan. Berupa pengetesan atau percobaan dan pembuktian yang dapat menjadi out put yang pemecahan yang membantu pencapaian tujuan.
- Penerapan Pemecahan. Dapat berupa aktifitas perubahan prilaku, pelontaran ide, pelibatan manajemen serta penjelasan yang dapat menjadi out put pemahaman manajemen untuk menunjang model operasi dalam jangka yang lebih panjang.
4.TIPE-TIPE MASALAH DAN PEMECAHANNYA
Masalah
merupakan kesenjangan antara das sollen atau teori dengan das sein atau fakta
empiris; antara yang ditetapkan sebagai kebijakan dengan kenyataan implementasi
kebijakan. Dalam masalah terdiri dua jenis masalah, yaitu:
1. Masalah Sederhana (Simple
Problem),
Ciri dari
masalah sederhana adalah, berskala kecil, berdiri sendiri (kurang memiliki
sangkut paut dengan masalah lain), tidak mengandung konsekuensi yang besar,
pemecahannya tidak memerlukan pemikiran luas dan mendalam.Pemecahan masalah
dilakukan secara individual. Teknik yang biasa digunakan, dilakukan atas dasar
intuisi, pengalaman, kebiasaan dan wewenang yang melekat pada jabatannya
2. Masalah Rumit (Complex
Problem),
Ciri dari
masalah rumit adalah, berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan
erat dengan masalah lain), mengandung konsekuensi besar, pemecahannya
memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.
Pemecahan masalah dilakukan
secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya. Jenis
dari masalah ini adalah masalah yang terstruktur (struktur problems) dan
masalah yang tidak terstruktur (unstructured problems).
a. Masalah yang Terstruktur,
Merupakan
masalah yang jelas faktor penyebanya, bersifat rutin dan biasanya timbul
berulang kali sehingga pemecahanya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan
keputusan yang bersifat rutin, repetitif dan dibakukan. Sifat pengambilan
keputusannya adalah. relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan
penyusunan metode, prosedur, atau program tetap.
b. Masalah yang tidak
Terstruktur,
Merupakan penyimpangan dari masalah organisasi
yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan
konsekuensinya, serta tidak repetitif. Sifat pengambilan keputusannya adalah,
relatif lebih sulit dan lebih lama, diperlukan teknik pengambilan keputusan
yang bersifat non-programmed decision-making.
5. GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Secara teoritis ada 4 gaya pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang pemimpin. Keempat gaya tersebut adalah:
Secara teoritis ada 4 gaya pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang pemimpin. Keempat gaya tersebut adalah:
1. Gaya Direktif
- Cenderung bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah
- Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat
- Cenderung berfokus jangka pendek
- Gemar menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan kekeuasaan yang otokratik
2. Gaya Analitik
- Hasil keputusan didasarkan atas inputan hasil analisis
- Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan gaya direktif
- Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama
- Menggambarkan pemimpin yang otokratik
3. Gaya Konseptual
- Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas
- Suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan
- Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak menggunakan intuisi dalam pengambilan keputusan
- Berani mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif
- Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
4. Gaya Perilaku
- Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat
- Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat
- Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan orang lain
- Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut akan berdampak kerugian pada orang lain
6. MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a. Model
Ekonomi, yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu
rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya
marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
b. Model
Manusia Administrasi, Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip
orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
c. Model
Manusia Mobicentrik, Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan
nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
d. Model
Manusia Organisasi, Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan
sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
e. Model
Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
f. Model
Sosial, Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak
rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah
sadar.
g. Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada
hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
·
Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
·
Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi.
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi.
Disamping
model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu
anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak
setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan
seterusnya.
7. PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok,
tergantung bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual
dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat
sekelompok orang. Keputusan kelompok dibedakan dalam :
a)
Sekelompok pimpinan
b)
Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
c)
Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan
keputusan kelompok
A.
Keputusan yang dibuat oleh seseorang
Kebaikannya
antara lain :
1. Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena
tidak usah menunggu persetujuan dari rekan lainnya.
2. Tidak
akan terjadi pertentangan pendapat
3. Kalau pimpinan yang mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi dan
berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar
kemungkinan tepat.
Kelemahannya
antara lain :
1. Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi
pasti memiliki keterbatasan.
2. Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta
pendapat orang lain seringkali kurang tepat.
3. Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan
beban berat bagi pimpinan seorang diri.
B.
Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang
Kelebihannya
antara lain :
1. Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi
2. Pertimbangannya akan lebih matang
3. Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut,
beban ditanggung secara bersama.
Kelemahannya
antara lain :
1. Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat
2. Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena
terjadi perdebatan-perdebatan
3. Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada
kemungkinan saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan.
Dari
pembahasan tersebut bisa disimpulkan perencanaan suatu hal yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan- tujuan di waktu yang akan datang dan dapat
meningkatkan keputusan yang Baik. perencanaan tidak pernah lepas dari kegiatan
kehidupan manusia , karena semua orang mempunyai perencanaan untuk kehidyupan
yang akan datang. Perencanaan diharapkan mendapatkan keberhasilan yang maksimal
yang telah direncanakan sebelumnya.
Perencanaan di bagi kedalam beberapa macam yaitu : proses,
waktu, pengguna, dll. Dan untuk mengetahui bahwa suatu perencanaan itu baik dan
efektif atau tidaknya dapat dilihat dari isi dalam perencanaan tersebut
terdapat 5W+1H, Perencanaan disusun sesuai dengan tujuan perusahaan ,Tepat
sasaran, Logis dan Rasional, Komprehensif, Fleksibel, Komitmen, Realistis.
Masalah
mempunyai beberapa macam/ jenis juga. Di setiap macam masalah terdapat
penyelesaian yang berbeda beda pula. Dalam memecahkan suatu masalah kita harus
melakukan beberapa tahapan, yaitu: Observasi, Analisis dan Pengenalan Masalah,
Pengembangan Model, Memilih data masuk yang sesuai, Perumusan dan Pengetesan yang dapat dipertanggung jawabkan, Penerapan Pemecahan. Untuk memecahkan suatu
masalah seorang pemimpin pun harus melihat apakah keputusan ini harus diambil
secara individual atau kelompok . Dan juga gaya seorang pemimpin untuk
mengambil keputusan pun berbeda beda.